Biasanya nama Purworejo cuma muncul dalam percakapan dua orang yang lagi debat tentang asal-usul temannya, “Dia orang mana sih?” “Oh, itu lho, dari Purworejo.” Habis itu, selesai. Gak ada tindak lanjut. Padahal, kalau mau ditengok lebih dalam, Purworejo itu bukan cuma tempat numpang lewat antara Jogja dan Kebumen. Ia adalah surga kecil yang (sayangnya) belum dilirik banyak orang. Padahal isinya, lho, mantap semua. Mau wisata alam, sejarah, budaya, sampai yang cocok buat healing—ada!
Mari kita bahas satu per satu, pelan-pelan, dengan penuh cinta.
Curug Muncar: Surga yang Bikin Sepatu Nyeker
Kalau kamu merasa hidupmu datar-datar aja, cobalah ke Curug Muncar. Lokasinya di Bruno (iya, nama kecamatan, bukan penyanyi), tempat ini menawarkan air terjun tinggi yang debit airnya seakan mewakili segala tangisan batinmu yang dipendam selama ini. Tapi hati-hati, jalannya menanjak, batu-batunya bisa bikin sandal swallowmu pensiun dini. Tapi pas nyampe, sumpah, semuanya kebayar.
Bonusnya? Kamu bisa ngaso sambil makan bekal nasi bungkus, ditemani suara air jatuh dan angin yang semilir kayak bisikan mantan yang ngajak balikan (tapi kamu tolak, tentu saja).
Goa Seplawan: Tempat Bertapa yang Estetik
Kalau kamu pernah punya angan buat hidup sebagai pertapa yang gak diganggu siapa-siapa, Goa Seplawan adalah simulasi sempurna. Terletak di perbatasan Purworejo-Kulon Progo, gua ini panjang banget—katanya sampai 700 meter. Tapi jangan takut, bagian yang dibuka untuk umum udah dilengkapi penerangan, walau tetap menyisakan suasana misterius kayak chat dari orang gak dikenal.
Goa ini juga punya sejarah. Konon, di sinilah ditemukan arca emas Dewa Siwa yang sekarang disimpan di Museum Nasional. Jadi, selain piknik, kamu juga bisa pamerin pengetahuan sejarah waktu upload story.
Hutan Pinus Kalilo: Versi Hemat dari Hutan Pinus Imogiri
Kata siapa hutan pinus yang instagramable cuma ada di Jogja? Di Kaligesing, Purworejo, ada juga. Namanya Hutan Pinus Kalilo. Lokasinya adem, banyak spot foto, dan—penting ini—gak serame tetangganya di Imogiri. Bisa foto-foto sambil narik napas dalam, melepas segala penat akibat dunia kerja yang kadang kejam, kadang lebih kejam lagi.
Di sini ada Watu Tumpang yang sering jadi latar foto. Spot ini cocok buat kamu yang butuh konten, tapi udah kehabisan ide caption.
Pantai Jatimalang: Laut, Patung, dan Pecel Ikan
Kalau kamu tipe orang yang healing-nya harus ketemu ombak, maka Pantai Jatimalang jawabannya. Pantai ini punya landmark unik: patung Dewa Ruci gede banget, berdiri gagah di tengah-tengah area. Tapi tenang, ini bukan patung buat nyembah, cuma simbol aja—biar beda gitu.
Selain bisa main air dan leyeh-leyeh di pasir hitamnya, kamu juga bisa nikmatin pecel ikan segar di warung-warung sekitar. Gak mewah, tapi rasa dan kenangan yang ditinggalkan bisa awet sampai pulang kampung tahun depan.
Puncak Sigendol: Bukan Cuma Puncak, Tapi Taman Instagram
Puncak Sigendol ini kayak taman bermain versi alam. Banyak spot foto, dari hammock sampai gardu pandang. Ada juga Sendang Bidadari—kolam kecil dengan air super jernih, yang katanya sih tempat mandinya bidadari. Kalau kamu mandi di sana, belum tentu jadi glowing, tapi minimal dapet caption bagus buat Instagram.
Aksesnya pun mudah. Bawa motor atau mobil bisa, bahkan buat kamu yang biasa naik angkot pun masih mungkin asal niat.
Museum Tosan Aji: Karena Keris Juga Butuh Pengakuan
Bosen dengan alam? Tenang, Purworejo juga punya tempat untuk para pecinta benda pusaka. Museum Tosan Aji ini menyimpan ratusan keris, tombak, dan benda-benda yang mungkin dulunya dipakai buat rebutan kekuasaan.
Di tengah era AI dan NFT, melihat koleksi benda bersejarah ini bikin kita sadar: ternyata dulu orang rebutan kekuasaan gak pakai medsos, tapi pakai keris. Lebih jujur, lebih berdarah, dan jelas gak ada sponsored post.
Alun-alun Kota: Tempat Nongkrong yang Gratis, Tapi Berfaedah
Kalau semua tempat tadi terasa terlalu jauh atau terlalu menantang, cukup duduk santai di alun-alun Purworejo. Tempat ini luas, teduh, dan sering jadi lokasi CFD atau sekadar nongkrong sambil nyeruput es dawet ayu. Anak-anak bisa main sepeda, bapak-bapak bisa debat politik, dan kamu bisa melamun memikirkan kenapa gaji gak naik-naik.
Purworejo memang bukan kota wisata yang riuh dibicarakan seperti Bali atau Jogja. Tapi justru itu kelebihannya. Dia tenang, adem, dan apa adanya. Gak butuh dandan berlebihan, gak perlu gimmick murahan. Cukup dengan keindahan alam dan keramahan warganya, ia menyambut siapa saja yang mau mampir.
Jadi, kalau kamu bosan liburan ke tempat mainstream yang isinya cuma antrian dan harga parkir tak masuk akal, cobalah ke Purworejo. Siapa tahu, kamu menemukan pulang di tempat yang tak kamu sangka.